23 December 2012

Ibnu Sina, sebuah puncak ilmu kedokteran

Tags



Jangan kira dalam dunia Islam tidak ada para tokoh ilmuannya. Bahkan banyak diantaranya yang merupakann penemu pertama dari berbagai bidang ilmu yang sangat bermanfaat dalam kehidupan. Sehingga dalam masa sekarang pun ilmunya masih digunakan. Salah satunya adalah Ibnu Sina, seorang ahli dalam bidang kedokteran dan filsafat.


Ibnu sina Lahir pada tahun 370 H atau pada tahun 980 M di Afsyanah, Bhukhara, Turkistan. Dengan nama asli Al-Husain bin Abdullah bin Al-Hasan bin Ali bin Sina. Beliau pada usia 10 tahun sudah hafal Al-Qur’an. pada usia 16 tahun beliau sudah menguasai ilmu biologi dan ilmu kedokteran.  Sehingga tak mengherankan jika pada usia 18 tahun beliau mulai menjadi doktor.

Dalam bidang kedokteran, beliau digelar “pangeran para dokter” dan “raja pengobatan”. Dalam dunia Islam beliau dianggap sebagai puncak ilmu kedokteran. Ibnu Sina banyak menulis karya, hampir 200 buah karya beliau hasilkan. Salah satu karya beliau yang terkenal ialah al-Qanun Fit Tib (diterjemahkan dengan judul Canon of Medicine) karya inilah yang menjadi rujukan berbagai universitas terkemuka di dunia. Salah satu tulisan dalam buku al-Qanun Fii al-Tibb karya Ibnu Sina dinyatakan bahwa “Darah mengalir terus-menerus dalam satu kitaran dan tidak pernah berhenti”

Beberapa karya lain Ibnu Sina ialah As-Syifa yang berisi 18 Jilid yang memuat  tentang psikologi, pertanian, retorika dan syair. Ar-Rasa’il berisi tentang biologi, fisik, astronomi, psikologi, etika dan teologi.  Al-Insyarah wa al-Tanbihat yaitu tentang ketuhanan serta kemurnian hidup. Serta Risalah al ‘Isyqa yang isinya tentang kerinduan Ibnu Sina kepada Tuhan.

Pada Saat Ibnu Sina berusia 21 tahun, beliau mulai menulis karyanya yang pertama yaitu "Al-Majmu" di Kawarazm yang berisikan tentang berbagai ilmu pengetahuan yang lengkap. Kemudian beliau meneruskan menulis buku-buku lain. Oleh Peter Dominican dimuatlah berbagai buku hasil karya Ibnu sina dalam satu buah buku besar dengan judul “Essai de Bibliographie Avicenna”.

Ibnu Sina melakukan berbagai pencapaian dalam bidang medis yaitu pengaruh kuman dalam penyakit, jangkitan virus seperti Tibi (TB), dan penyakit lain seperti rubella, Alergi (allergy), cacar (smallpox), penyakit jiwa dan lain sebagainya. Ibnu Sina mempelajari ilmu farmasi sehingga beliau dapat menemukan obat yang mujarab untuk berbagai penyakit serta obat bius. Beliau juga membuat sebuah teknologi perobatan dengan dibuatkan sebuah benang khusus untuk menjahit luka pembedahan. Masih ada banyak lagi penemuan dan teori perobatan yang dikemukakan oleh Ibnu Sina dalam karya-karyanya.

Hasil karya Ibnu Sina dalam bidang ilmu kedokteran telah berhasil menerangi kembali bidang medis yang kian redup pada masa itu. Beliau melakukan metode pengamatan (observation) dan analisis. Berdasarkan metode ini, ilmu kedokteran dapat berkembang hingga saat ini. Ibnu Sina telah menulis buku berjudul Remedies for the Heart yang mengandungi sajak-sajak pengobatan.

Ibnu Sina banyak membuat analisis tentang berbagai penyakit dan menampilkan sekitar 760 jenis penyakit dan cara menanganinya. Penelitian dan penulisan Ibnu Sina banyak mempengaruhi perkembangan ilmu kedokteran modern. Ibnu Sina juga telah banyak menyumbang ilmu dan pemikiran. Ibnu Sina telah menghasilkan 116 karya dalam bidang filsafat, mantik, matematika, astronomi, kimia, fisika, biologi dan ilmu politik. Buku-buku tersebut telah dihimpun oleh Domonican Institute for Oriental Studies di Kairo, Mesir. Pada tahun 1950 Masehi buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dengan judul Muallafat Ibni Sina (karya-karya Ibnu Sina).  Jasa Ibnu Sina dihargai hingga hari ini. Bahkan sebuah universitas  di Hongaria telah mengambil nama beliau yaitu Avicenna College (Perguruan Tinggi Ibnu Sina).

Ibnu Sina adalah seorang yang inovatif karena beliau banyak menghasilkan karya dalam berbagai bidang ilmu terutama dalam bidang medis. Selain itu, Ibnu Sina juga seorang yang taat beragama. Beliau sering berdoa kepada Allah SWT terutama ketika mengalami jalan buntu untuk menyelesaikan suatu masalah. Beliau sering ke masjid untuk meminta petunjuk dari Allah SWT. Ibnu Sina memiliki akal yang cerdas dan tekun dalam mempelajari ilmu ini karena pernah membaca buku metafisika karangan Aristoteles sebanyak 40 kali. Ibnu Sina juga mahir dalam ilmu anatomi yaitu mengenai posisi organ dan tubuh manusia. Beliau orang pertama meneliti fungsi mata yaitu untuk melihat dan fungsi mata. Meskipun Ibnu Sina terkenal dengan ilmu medis, beliau juga pakar dalam bidang lain seperti matematika, filsafat dan agama.

Oleh karena itu, kita harus memiliki semangat juang tinggi dan jangan cepat putus asa. Contohnya Ibnu Sina yang tak pernah berputus asa dalam menyelesaikan suatu masalah. Karena beliau selalu memohon petunjuk kepada Allah jika menemukan jalan buntu. Ibnu Sina tidak saja ahli dalam bidang medis tetapi juga ahli dalam bidang filsafat melebihi gurunya sendiri yaitu Abu Al-Nasr Al-Farabi (Al-Farabi)

Ibnu Sina meninggal pada usia 58 tahun dalam suatu perjalanan bersama raja Isfahan, lalu dimakamkan di Hamadan. Kepergian Ibnu Sina merupakan kehilangan yang sangat besar bagi umat Islam terutama dalam bidang ilmu medis.


EmoticonEmoticon