04 October 2016

Cermatlah Dalam Memilih Pemimpin

Negara Demokrasi identik dengan diadakannya pemilu atau pemilihan umum untuk memilih pemimpin serta para wakil rakyat di parlemen. Seperti sekarang ini musim pemilu telah di depan mata. Apa yang harus kita persiapkan, sebagai rakyat yang akan memilih pemimpin? Kali ini saya hanya menulis apa yang saya rasakan.

Banyak orang bilang tanda-tanda pemilu adalah adanya kampanye. Kampanye dilakukan untuk mempromosikan para diri para calon yang maju agar dikenal visi misi mereka. Sebagai rakyat sudah seharusnya kita cermat dalam memilih. Jangan asal pilih karena itu menentukan masa depan kita.

Berdasarkan pengamatan, para calon terasa dekat saat kampanya, namun kebanyakan akan terasa jauh bahkan sullit ditemui saat sudah terpilih. Kenapa? Hal itu yang perlu diperhatikan selama mereka berkampanye. Cobalah untuk melihat rekam jejak mereka, bagaimana kehidupan sosialnya serta kehidupan politiknya. Jika baik perlu dipertimbangkan untuk dipilih.

Namun saat sekarang begitu banyaknya para pemimpin/wakil rakyat yang tidak amanah. Berdasarkan data yang ada, sudah sangat banyak kepala daerah terjerat kasus korupsi. Hal ini menunjukkan begitu banyaknya para calon yang mengingkari rakyatnya. Hal ini sungguh ironis.

Kita coba lihat kembali saat mereka berkampanye. Tak sedikit para calon yang mengeluarkan dana kampanye besar-besaran walaupun dana kampanye sudah dibatasi dan diatur oleh UU ataupun peraturan. Namun hal ini tidak menjadi penghalang bagi para calon untuk meneluarkan dana kampanye melebihi batas yang telah diatur. Dari hal ini kita bisa melihat sesuatu yang tak terlihat. Yaitu NIAT dari para calon.

Coba fikirkan, jika kita berdagang, modal yang dikeluarkan begitu banyaknya pasti kita menginginkan kembalinya modal itu bahkan mendapat keuntungan. Hal ini jika diterapkan dalam dana kampanye tidak menutup kemungkinan para calon yang terpilih untuk korupsi, untuk mengembalikan modal yang telah keluar.

Jadi, cermatlah dalam memilih para pemimpin. Saya pernah mendengar, orang yang mencalonkan diri sebagai wakil rakyat yang berkampanye hanya lewat stiker yang ia bagikan sendiri namun dapat terpilih, sedang yang mengelurkan dana besar tidak terpilih, orang itu adalah orang terbaik menurut saya karena ia bekerja dengan sepenuh hati, tidak memikirkan bagaimana mengembalikan modal kampanye, karena saya yakin gajiannya cukup untuk menutupi bahkan tidak sampai berfikir untuk menutup modal kampanye tersebut.

Dari hal tersebut mulailah kita saring para calon yang maju dengan cermat. Jika ada yang memberikan sembako ataupun uang, terima saja dengan niat menerika pemberian/sodakoh dari para calon, tapi tidak perlu kita pilih. Percayalah pemimpin/wakil rakyat yang baik tidak perlu untuk menyuap rakyat agar memilihnya. Cukup Suapilah rakyat dengan kesejahteraan saat terpilih, karena itu lebih awet daripada menyuap rakyat diawal yang nantinya di kecewakan.

OK sekian dulu dari saya, cermatlah dalam memilih. tulisan ini hanya buah dari apa yang saya fikirkan. Terimakasih.


EmoticonEmoticon