24 November 2012

Bekal terbaik

Tags

Assalamualaikum

Menjelang Hari Akhir yang sudah di depan mata marilah kita mempersiapkan diri dengan beramal shalih sebagai bekal  untuk menyambut hari yang di janjikan. Yaitu Taqwa sebagai sebaik-baiknya bekal. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-Hasyr: 18)


Dalam Ayat tersebut, Allah SWT memerintahkan beberapa perkara kepada kaum yang beriman:
Pertama, perintah bertakwa dalam firman-Nya, "Bertaqwalah kalian kepada Allah." Kata taqwa berarti mengerjakan segala hal yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan meninggalkan segala hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.

Kedua, perintah untuk melakukan introspeksi diri (muhasabah), sudah sejauh mana persiapan bekal amal sholeh yang akan ia bawa untuk menghadap Allah di hari akhir kelak? sebagaimana firman-Nya: "... hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)".

Ketiga, perintahkan untuk kembali bertaqwa. perintahkan ini menjadi penguat dari perintah bertaqwa yang pertama. Ketaqwaan yang diinginkan adalah ketaqwaan  yang benar-benar kuat mengakar dalam jiwa, dan dibuktikan dalam amalan nyata. itulah ketaqwaan yang telah diperkuat oleh proses evaluasi diri (muhasabah), sehingga seorang hamba merasakan pengawasan Allah yang melekat (muraqabah), sebagaimana firman-Nya: "Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kalian kerjakan".

Apabila taqwa yang dipadu dengan muhassabah dan muraqabah telah tertanam dalam diri seorang hamba, niscaya dengan izin Allah ia akan mampu untuk mencapai 'taqwa sebenar-benarnya taqwa' seperti yang diperintahkan oleh Allah SWT lewat firman-Nya: "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan janganlah kalian sekali-kali mati kecuali sebagai seorang yang beragama islam". (Q.S Ali Imron 102)

Menurut sahabat Abdullah Ibnu Mas'ud, yang dimaksud dengan 'bertaqwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa' adalah Allah senantiasa ditaati tidak didurhakai, senantiasa diingat-ingat (disebut-sebut) tidak dilupakan dan senantiasa dusyukuri (limpahan nikmat-Nya) serta tidak diingkari.

Bila seorang hamba telah mencapai tingkatan ini, niscaya detik-detik usianya di dunia ini akan dipenuhi dengan taburan pahala amal shaleh dan limpahan ampunan. Ia akan merasa ringan dalam mengerjakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Tidak merasa berat olehnya untuk meninggalkan larangan Allah dan Rasul-Nya. Bila demikian adanya, sungguh ia telah beruntung karena telah membekali dirinya dengan bekal yang terbaik:




EmoticonEmoticon