23 October 2014

Zikir Sebagai Penenang Jiwa

"Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya(41). Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang(42). Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman(43)". (Q.S. Al-Ahzab 41-43)

Dzikir artinya mengingat Allah di antaranya dengan menyebut dan memuji nama Allah. Dzikir adalah suatu kewajiban.

"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." [Q.S. Al Ahzab 33:41]

Dilihat dari segi bahasa, kata DZIKIR berasal dari bahasa Arab, adz-dzikr  yang berarti mengingat, mengucap atau menyebut, dan berbuat baik. Jika kata dzikir dikaitkan dengan Islam, maka memiliki pengertian:

  1. Dzikir berarti mengingat dan menyebut asma Allah SWT. Misalnya dengan membaca: tahlil/tauhid, tasbih, istighfar, atau sholawat, dan juga berdoa kepada Allah SWT. Sebab dengan berdoa manusia menyadari bahwa alam semesta dan seluruh isinya ini milik Allah SWT. Karena itu untuk mewujudkan segala keinginan, dan cita-citanya, manusia butuh pertolongan-Nya.
  2. Dzikir berarti berbuat baik (beramal saleh) dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT sesuai dengan yang telah diajarkan oleh Rosulullah saw. Beberapa di antaranya adalah: berbakti kepada orang-tua; berlaku jujur, objektif, dan adil; menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, sekalipun kita tidak mengenalnya dengan baik; serta mengajak kepada kebaikan, dan melarang terjadinya kemungkaran;

Dzikir merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam. "Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah kepada Allah dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang." (QS. 33/Al-Ahzab: 41-42)

Dzikir, menurut para ulama, dapat dibedakan dalam tiga macam.

  1. Dzikir dengan lisan (dzikr bil al-lisan), yakni membaca atau mengucapkan kalimat-kalimat takbir, tasbih, tahlil dan lain sebagainya dengan bersuara. 
  2. Dzikir dalam hati (dzikr bi al qolb), yakni membaca atau mengucapkan kalimat-kalimat takbir, tasbih, tahlil dan lain sebagainya dengan membatin. Tanpa mengeluarkan suara. Sebagian ulama menafsirkan dzikir dalam hati ini, adalah bertafakkur (memikirkan/merenungi) berbagai ciptaan Allah SWT dan kenikmatannya dengan penuh keyakinan, dan perasaan tulus. Inilah dzikir yang dianjurkan oleh Rosulullah saw. Sebab itulah sebaik-baik dzikir kepada Allah SWT. 
  3. Dzikir dengan panca indra atau anggota badan (dzikr bi al jawarih), yakni menundukkan seluruh anggota badan kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan segala perintah dan meninggalkan seluruh larangan-Nya.
Tentang dzikir panca indra ini, sebagian ulama tasawuf memiliki pengertian dan konsep yang berbeda. Yakni melalui tujuh penjuru panca indra.
  1. Dzikir kedua mata dengan menangis;
  2. Dzikir kedua telinga dengan mendengarkan hal-hal yang baik, dan menghindari mendengarkan pembicaraan yang tiada guna;
  3. Dzikir lidah dan mulut dengan mengucapkan puji-pujian kepada Allah SWT;
  4. Dzikir hati dengan penuh rasa takut dan harap kepada Allah SWT; 
  5. Dzikir ruh dengan tawakkal (berserah diri) kepada Allah SWT dan rela atas segala keputusannya;
  6. Dzikir badan dengan memenuhi berbagai kewajiban; dan
  7. Dzikir kedua tangan dengan bersedekah. 
Dzikir dengan panca indra ini disebut juga dzikir fi’il, yaitu mengingat Allah dengan perbuatan. Misalnya, melaksanakan ibadah (sholat, puasa, dan lain-lainnya), menuntut ilmu, menengok orang sakit, bekerja mencari rezeki yang halal, mencegah kemungkaran, menyuruh orang berbuat baik, dan lain sebagainya.

Dzikir juga berarti al-Qur’an sebagaimana firman Allah, “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Q.S. al-Hijr: 9); “Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.” (Q.S. An-Nahl: 44)
Semua kata “dzikr (الذِّكْرَ)” dalam ayat-ayat tadi maksudnya al-Qur’an. Imam Ibnu Qoyyim berpendapat, “Dzikrullah itu ialah al-Qur’an yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, dengannya akan tenang hati orang yang beriman, karena hati tidak akan tenang kecuali dengan iman dan yakin. Dan tidak ada jalan untuk memperoleh keimanan dan keyakinan kecuali dengan al-Qur’an“

Banyak bukti terjadi pada jaman Nabi saw, bagaimana orang yang asalnya tidak percaya kepada Allah, tidak mau melaksanakan perintah-Nya, dengan adanya al-Qur’an mereka menjadi sadar untuk mengabdi dan berbakti kepada Allah.

Pada suatu saat Umar r.a. marah, ketika mendengar kabar bahwa Nabi Muhammad saw. meninggal, sambil menghunus pedang ia berseru, “siapa yang mengatakan bahwa rasul telah meninggal!” Lalu Abu Bakar r.a. datang menghampirinya sambil membacakan ayat, “wa maa muhammdun illa rasuul …” yang artinya “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)?” (Q.S. Ali Imran: 144), Seketika itu pula Umar r.a. sadar, lalu berkata, "seolah-olah aku belum pernah mendengar ayat ini".

Suatu hari, Ali Zainal Abidin, cucu Ali bin Abi Thalib k.w, menyuruh pembantunya untuk membawakan air wudhu, tanpa sengaja pembantunya tersebut menumpahkan air ke kakinya serta melukainya, Ali lalu marah kepadanya, sampai-sampai mau menempeleng dan menyiksanya. Dengan tenang, pembantunya membacakan ayat tentang ciri orang yang bertakwa, “wal kaazhimiina ghaizha”, saat itu juga Ali Z.A sadar dan menjawab, “ya saya tahan amarah saya, lalu dibacakan lagi lanjutan ayat tersebut, “wal ‘aafiin ‘aninnas”, Ali Z.A menjawab, “ya saya maafkan kamu”, kemudian ia melanjutkan lagi, “wallaahu yuhibbul mukhsinin”, lalu Ali Z.A berkata, “pergilah kamu, sekarang kamu menjadi manusia yang bebas”.

Inilah bukti bahwa al-Qur’an merupakan, pengingat, penggugah, dan penyadar bagi manusia.

DZIKIR SEBAGAI PENENANG JIWA

“Karana itu, berzikirlah (ingatlah) kepada-Ku niscaya Aku akan ingat kepadamu” (al-Baqarah ; 152)
“Dan berzikirlah kepada Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (Al-Jumu’ah :10)
“ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. ( QS. Ar-Ra’d : 28).

Pernahkah Anda merasakan tidak tenang, tidak tentram, bimbang, bingung karena ada sesuatu yang terlupa. Misalkan, Anda mendapat tugas. Namun karena Anda lupa, maka tak mengerjakan tugas itu. Pada saat deadline tugas itu harus selesai tapi karena lupa anda tidak mengerjakannya. Maka apa yang Anda rasakan, tentu tidak tenang, tidak tenteram, bimbang, dan bingung. Inilah yang dirasakan dalam diri manusia jika tidak ingat. Sama seperti mengingat Allah. Jika Anda lupa atau bahkan tidak mengingat Allah, pasti anda akan merasa tidak tenang, tidak tenteram dsb.

Salah satu cara mendapat ketenangan, ketentraman adalah dengan mengingat Asma-asma Allah (Dzikir). Karena dengan begitu hati dan jiwa akan merasa tenang dan tentram. Allah Swt berfirman, “ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram”. ( QS. Ar-Ra’d ; 28).
Dalam firman tersebut, hati akan tentram jika mengingat Allah. Karena dengan mengingat Allah (berzdikir) maka Allah pun ingat kepada kita.

“Karana itu, berzikirlah (ingatlah) kepada-Ku niscaya Aku akan ingat kepadamu” (al-Baqarah :152)
Syekhul Azhar Dr. Abdul Halim Mahmud menafsirkan ayat di atas, (berzikirlah (ingatlah) kepadaKu): merendah dirilah kamu terhadap ke AgunganKu, (niscaya Aku ingat kepadamu): niscaya Aku(Allah) akan cucuri rahmat dan berkat dalam hidupmu serta Aku(Allah) akan ampuni dosa-dosamu.

Dari situlah ketenangan jiwa muncul. Karena mengingat Allah, maka Allah akan memberikan rahmat(kasih sayang) dan berkat(kebahagiaan) dalam hidup kita. Jika Allah merahmati dan memberkati hidup kita, niscaya semua mahluk hidup akan menyayangi kita. Itulah sebabnya zdikir dikatakan sebagai penenang jiwa....


EmoticonEmoticon